Monday 22 February 2016

Kisah 3

selanjutnya,
kali ini ceritaku di transportasi umum ber-AC
Taxi.
lagi-lagi aku sendiri.
wkwkwk hei ini bukan cerita jomblo menderita!

saat itu aku memakai jasa taxi dari bogor menuju rumah.
aku menggunakan taxi karena aku membawa barang-barang,
yang tak mungkin kugenggam dengan kedua tangan.
barang-barang dari kosan.
ya! masa kosku telah berakhir.

aku duduk didepan, disamping supir taxi.
aku mencoba memulai percakapan.
bapak supir taxi merespon percakapanku.
kami berkomunikasi.

seterusnya komunikasi didominasi oleh bapak supir taxi.
bapak itu tidak bercerita seputar penghasilan dan pekerjaan.
melainkan, seputar keponakan kebanggaan.

"iya keponakan saya sekolah di *sma kimia terkemuka dibogor*, salut saya sama dia.
semangat belajarnya luar biasa. bapaknya cuma *aku lupa pekerjaannya yang jelas
penghasilan tidak seberapa*. selalu juara kelas neng, 3 besar dikelas. udah gitu
anaknya aktif. ikut karate. padahal badannya kecil. tapi gitu. dia udah direkrut kerja
padahal belum lulus sekolah. saya sampe bilang ke anak-anak saya, contoh kakaknya. neng udah semester berapa?"
"6 pak sebentar lagi pkl."
"pkl dimana?"
"di jawa timur pak, di taman nasional"
"iya semoga cepet lulus ya."
"Amin pak"
percakapan kami berlanjut tentang bidang yang aku pelajari.

banyak yang diceritakan si bapak.
ini bukan cerita baru memang tentang perjuangan seseorang yang kekurangan.
tapi, pernahkah kau berfikir, mengapa harus kau yang mendengarkan cerita demikian,
tanpa sengaja tanpa diduga?

No comments: