Saturday 20 February 2016

Aku ketika di angkutan kota

Ada ceritaku. Pengalaman pribadiku di angkutan kota.
Ketika aku masih SMA.
Waktu itu sepulang bimbingan belajar di suatu lembaga.
Hari itu, senja telah usai menyapa.
Langit mulai menunjukkan keindahan gelapnya.

Aku naik angkutan kota, dari pamulang-gaplek.
dilanjut lagi dari gaplek-cinangka.
Kisah ini ada di rute gaplek-cinangka.
Aku naik saat lampu merah.
Tepatnya, diperempatan gaplek, yang dari arah ciputat.
Mungkin sebagian kalian akan bingung mendengarkan penjelasan demikian.
Tenang ini bukan inti dari kisah yang ku ceritakan.

Aku duduk persis dibelakang supir angkutan.
Ketika aku duduk, ku dengar ada motor menggedor angkutan.

Ternyata sang supir angkutan memang sedang bertengkar dengan pengemudi kendaraan.
Bukan pertengkaran fisik, melainkan verbal.
Pengemudi kendaraan bermotor itu terus bersulut lidah.
Aku yang tidak mengerti ada apa sebenarnya,
terus mendengarkan arah pembicaraan mereka.
Hingga suatu ketika, sang supir angkutan yang kutumpangi terlihat emosi.
Dia hendak berdiri untuk keluar dari angkutan,
dan meninju pengemudi kendaraan.

Saat itu, gerak refleksi mulai liar.
Tanpa pikir panjang, aku tarik leher bajunya dari belakang.
Menahannya untuk keluar.
Kebetulan, saat itu lampu merah telah berganti menandakan angkutan harus melaju.
Ku tahan terus leher bajunya sambil berkata
"Udah bang!! cari duit aja buat makan!!"

Supir angkutan itu masih muda, kira-kira belasan atau baru 20 awal umurnya.
Kalau aku jadi dia, mungkin aku juga akan marah,
Mengapa?
Aku mendengar sang pengemudi kendaran bermotor itu sudah keterlaluan.
Adu verbal, sambil membawa-bawa orang tua.
Ibu sang supir angkutan.
Padahal keduanya tak saling kenal.
Hanya tersinggung karena supir angkutan menyalip dan melaju duluan,
membuat si pengemudi kendaraan kaget tidak karuan.
Entah, apa yang ada dalam benak pengemudi kendaraan bermotor itu,
kata-katanya yang itu sama sekali tidak bukan masalah yang mereka perdebatkan.

Ku rasa memang sang pengemudi kendaraan hanya ingin bertengkar,
ingin menonjos sang supir angkutan. Baru dia merasa puas.

No comments: