Aku ingin mencatat penglamanku di angkutan umum lagi...
Kali ini angkutan online. 2017. era globalisasi. mulai popular angkutan online.
Saat itu, aku baru selesai mengisi acara wisuda.
Aku hendak melanjutkan penelitianku di laboratorium.
Dengan kondisi handphone skarat batre,
aku bertanya kesana kemari,
"apakah ada yang mau ke kampus? nebeng dong"
sebenernya bisa sih minta pesenin ojek online,
tapi aku males, gak tau kenapa.
Akhirnya aku dapat tumpangan.
Bersama kakak kelas yang hendak foto bareng sama dosen pembimbingnya yang saat itu sudah ada dikampus.
Kamipun meluncur ke kampus.
Kakak itu mau bertemu dosen.
Aku mau ke laboratorium.
Sesampainya di kampus.
Aku benar benar merasa lelah.
Dengan bawaan tas ransel (isinya baju nginap), biola.
dan kondisi ku memakai sepatu berhak, serta kondisi yang amat sangat kelaparan.
Aku bersandar ditembok kelas, sebelah laboratorium.
Karena saat itu, kelas itu yang terbuka. Sedangkan laboratorium terkunci.
Aku pun berinisiatif untuk mencharger handphone.
Hufftt .. masih terbayang lelahnya saat itu.
Aku coba menghubungi pihak lab menanyakan kunci lab, sambil mencoba berusaha menghabiskan makanan, karena sesungguhnya selera makanku sudah terganti dengan sakit kepala dan lelah.
Aku sangat mengatur nafasku saat itu.
Lalu aku memutuskan untuk tidak jadi melanjutkan pengukuranku di laboratorium.
Aku pun menghubungi lagi pihak lab bahwa aku gak jadi ngelab.
Kemudian aku berpikir bagaimana aku pulang.
Dengan angkotkah? buskah? ojekkah? atau mobil online?
Kondisi :
Cuaca mendung
Bawaan cukup banyak dan berat
Sepatu terlalu cantik untuk kuajak berjalan diaspal
Fisikku jelas lagi tidak fit
Dengan angkot? Tidak. Harus naik turun. Bisa dibayangkan akhirnya bagaimana.
Dengan ojek? Tidak. Angin saat naik motor dengan perjalanan jauh. Belum lagi cuaca mendung. Mengancam nasib biolaku. dan aku selanjutnya. haha
Dengan bus? Tidak. Bus sangat jarang belakangan ini. selain itu, sering penuh. Aku tidak sanggup melindungi segala yang aku bawa dan menguatkan diriku.
Yap yang terakhirlah pilihanku.
Mobil Online.
Aku memesan, driver datang menjemputku tepat tidak jauh dari kelas tempatku beristirahat.
Sangat menolongku.
Walau harganya jauuuuuh dengan harga transportasi yang biasa aku naiki.
Tapi, ini sangat membantu aku mengurangi bebanku.
Sesampainya dimobil. Aku sangat teramat lelah. Kuselonjorkan kakiku.
Dan ku turunkan sandaran bangku.
Drivernya saat itu menyapaku. Mengawali percakapan.
Sesungguhnya aku bermaksud untuk tidur sejenak selama perjalanan.
Tapi sepertinya driver tidak merestui. Karena sepanjang perjalanan driver membahas segala hal.
Awal percakapan, aku hanya menanggapi seadanya.
Karena yang dibahas seputar alamat dan aku.
Lalu obrolan semakin menarik ketika dia membahas tentang dirinya, lalu kami membahas negara.
Driver ini masih muda, tingginya mungkin 160 cm, badannya cukup kurus (tidak terlalu kurus).
Kelahiran 93. Which is 1 tahun lebih tua dariku.
Yang menarik bagiku ketika dia mengutarakan sudut pandang dia tentang kuliah ekonomi.
Dia mahasiswa ekstensi yang berhenti kuliah.
Dia bilang tidak mudah kuliah sambil kerja, dan alasan lain yang aku sendiri lupa.
Tapi dia berpikir saat kuliah ekonomi, kelasnya memang kelas karyawan, yang rata-rata bekerja, kerja sambil kuliah, bukan kuliah sambil kerja, dia melihat sebagian dari mereka saat itu, kuliah hanya formalitas belaka, untuk jenjang kerja lebih baik.
Lalu dia berpikir, seharusnya para lulusan ekonomi membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Mewujudkan mimpinya bukan mimpi orang lain.
Lalu kami membahas bangsa dan sejarah.
Yang ku petik dari obrolan ini adalah, aku merasa senang, bertemu dengan para pemuda yang masih respect dan peduli terhadap isu-isu kenegaraan. berpikir kedepan.
Aku merasa lega. Optimisme itu masih ada.
No comments:
Post a Comment